Penyakit

HIV dan Mitos di Sekelilingnya

Ditulis oleh Ellen Nathania Yunita
2 Jan 2024
Thumbnail HIV dan Mitos di Sekelilingnya
Sumber: https://www.freepik.com/free-photo/woman-hand-holding-red-ribbon-hiv-awareness-concept-world-aids-day-world-sexual-health-day_9294771.htm#query=hiv&position=18&from_view=search&track=sph

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh pada tubuh manusia. Infeksi HIV yang tidak ditangani dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh atau disebut juga dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Umumnya diperlukan waktu 10 tahun hingga infeksi HIV berkembang menjadi AIDS. (Poorolajal et al, 2016).

Secara epidemiologi, United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) pada 2022 mencatat sebanyak 39 juta orang hidup dengan HIV dan 630 juta orang meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan HIV (UNAIDS, 2023). Di Indonesia, kasus HIV AIDS terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Indonesia pada 2022, jumlah Orang dengan HIV AIDS (ODHA) yang ditemukan periode Januari – Maret 2022 sebanyak 10.525 orang dari 941.973 orang yang dites HIV, dan sebanyak 8.784 orang mendapat pengobatan ARV (83,4%) (Kemenkes, 2022).Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi epidemi HIV adalah dengan edukasi yang tepat mengenai pencegahan dan penanganan HIV. Akan tetapi, masih banyak misinformasi yang berkembang di masyarakat terkait dengan HIV. Berikut ini adalah beberapa mitos mengenai HIV yang beredar di masyarakat.

1. Seseorang Dapat Tertular HIV Jika Berada didekat ODHA

HIV ditransmisikan melalui cairan tubuh termasuk darah, cairan kelamin, dan air susu ibu (ASI). Aktivitas yang dapat menyebabkan transmisi HIV diantaranya melalui hubungan seksual, transfusi darah terkontaminasi, penggunaan jarum suntik bekas, serta penularan dari ibu ke anak ketika proses melahirkan dan menyusui (Pathak, 2021).

Anda tidak akan tertular HIV melalui sentuhan, air mata, keringat, air liur, maupun air seni orang yang terinfeksi HIV. Berada dalam ruangan yang sama, menggunakan toilet umum, menggunakan alat makan bersama, menggunakan alat olah raga bersama, berenang bersama, berpelukan, berjabat tangan, maupun berciuman dengan pengidap HIV tidak akan menyebabkan penularan virus HIV (Pathak, 2021).

2. HIV Dapat Menular melalui Gigitan Nyamuk

Tidak ada bukti penyebaran HIV melalui gigitan nyamuk. Studi menunjukan bahwa virus tidak dapat bertahan lama dan bereproduksi dalam pencernaan nyamuk (Jupp dan Lyons, 1987; Iqbal, 1999). Selain itu, jumlah virus yang terdapat dalam darah yang disedot oleh nyamuk sangat rendah. Jika dikalkulasikan diperlukan 10 juta gigitan nyamuk hanya untuk mentransmisikan satu unit virus. Dengan demikian, dapat disimpulkan nyamuk tidak dapat menjadi perantara penularan HIV (Bockarie dan Paru, 1996).

3. Hidup Berakhir Ketika Seseorang Didiagnosis HIV

Pasien terinfeksi HIV yang segera mendapatkan penanganan dapat hidup dengan sehat dan memiliki usia harapan hidup yang mendekati atau sama dengan orang HIV negatif. Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan infeksi HIV, namun jumlah virus HIV dalam tubuh pasien dapat dikontrol dengan obat-obatan terapi antiretroviral (ARV). Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat tetap beraktivitas dengan normal dengan deteksi dan mendapatkan pengobatan sedini mungkin (Trickey et al., 2023).

4. Orang Positif HIV Tidak Dapat Memiliki Anak

 Orang tua yang terdiagnosa positif HIV tetap dapat memiliki anak negatif HIV. Orang yang terinfeksi HIV dapat memiliki anak dengan konsumsi rutin obat terapi ARV hingga dinyatakan kadar virus dalam darah tidak terdeteksi. Pemberian obat ARV pada ibu hamil positif HIV dapat mencegah penularan HIV pada janin. Pasangan dengan HIV yang ingin memiliki anak dapat mengkonsultasikan diri dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan (HIV.gov, 2023).

5. AIDS Hanya Diderita Orang yang Melakukan Seks Bebas

Selama ini penyakit seks menular termasuk infeksi HIV/AIDS selalu dihubungkan dengan perilaku seks bebas. Namun, menurut Laporan Perkembangan HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual pada Triwulan I 2022 menyebutkan bahwa jumlah penderita AIDS tertinggi menurut pekerjaan adalah tenaga non profesional atau karyawan sebanyak 22.909 orang, ibu rumah tangga sebanyak 19.581 orang, serta wiraswasta sebanyak 17.765 orang. Hal ini menunjukan bukan hanya orang yang melakukan hubungan seks berisiko saja seperti penjaja seks komersil (PSK) namun dapat juga dialami ibu rumah tangga dan pasangan yang telah menikah (Kemenkes, 2022).

Pemberian stigma pada ODHA berdampak pada terhambatnya angka pemeriksaan dan akses pelayanan kesehatan (Sugiharti, 2019). Pemberian stigma oleh masyarakat akan menyebabkan seseorang enggan melakukan tes HIV dan mengakses pengobatan karena khawatir dikucilkan (Tasa, 2019). Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan risiko kematian ODHA dan penularan HIV/AIDS di masyarakat (CHBP UGM, 2020).

 Penularan HIV dapat dicegah dengan prinsip ABCD:

  • A (abstinence) : tidak melakukan hubungan seksual terutama bagi pasangan belum menikah.
  • B (be faithful) : setia pada pasangan dan tidak berganti-ganti pasangan seks.
  • C (condom) : melakukan perilaku seks yang aman dengan menggunakan alat proteksi berupa kondom secara benar dan konsisten.
  • D (detect early): melakukan deteksi dini HIV sehingga pasien bisa mendapatkan penanganan secepat mungkin untuk mencegah penularan HIV. 

           (Chia, 2019)

Artikel direview oleh Apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, S.Farm

Referensi

  • ‌Bockarie, M. J., & Paru, R. (1996). Can mosquitoes transmit AIDS?. Papua and New Guinea medical journal, 39(3), 205–207.
  • Chia, Shi Lu. (2019). Education And Outreach Measures on HIV Infections. Tersedia daring pada: https://www.moh.gov.sg/news-highlights/details/education-and-outreach-measures-on-hiv-infections
  • CHPB UGM. (2020). Stop Stigma pada ODHA. Tersedia daring pada: https://chbp.fk.ugm.ac.id/2020/10/21/stop-stigma-pada-odha/#:~:text=Stigma%20membuat%20ODHA%20menyembunyikan%20status,penularan%20HIV%2FAIDS%20di%20masyarakat
  • HIV.gov. (2023). Preventing Perinatal Transmission of HIV. Tersedia daring pada: https://www.hiv.gov/hiv-basics/hiv-prevention/reducing-mother-to-child-risk/preventing-mother-to-child-transmission-of-hiv/
  • Iqbal M. M. (1999). Can we get AIDS from mosquito bites?. The Journal of the Louisiana State Medical Society : official organ of the Louisiana State Medical Society, 151(8), 429–433.
  • Jupp, P. G., & Lyons, S. F. (1987). Experimental assessment of bedbugs (Cimex lectularius and Cimex hemipterus) and mosquitoes (Aedes aegypti formosus) as vectors of human immunodeficiency virus. AIDS (London, England), 1(3), 171–174.
  • Kementrian Kesehatan RI. (2022). Laporan Eksekutif Perkembangan HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (Pims) Triwulan I Tahun 2022.
  • Pathak, N. (2021). Common Myths About HIV and AIDS. Tersedia daring pada: https://www.webmd.com/hiv-aids/top-10-myths-misconceptions-about-hiv-aids.
  • Poorolajal J, Hooshmand E, Mahjub H, Esmailnasab N, Jenabi E. 2016. Survival rate of AIDS disease and mortality in HIV-infected patients: a meta-analysis. Public Health.
  • Sugiharti, Handayani, R. S., Lestary, H., Mujiati, & Susyanti, A. L. (2019). Stigma Dan Diskriminasi Pada Pada Anak Dengan Hiv/Aids (Adha) Di Sepuluh Kabupaten/Kota Di Indonesia. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(2), 153–161. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Vol 10(2), 153–161.
  • Tasa, Y., Ludji, I. D. R., & Paun, R. (2016). Pemanfaatan Voluntary Counseling And Testing Oleh Ibu Rumah Tangga Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2).
  • Trickey, A., Sabin, C.A., Burkholder, G., Crane, H., Monforte, A. d’Arminio, Egger, M., Gill, M.J., Grabar, S., Guest, J.L., Jarrin, I., Lampe, F.C., Obel, N., Reyes, J.M., Stephan, C., Sterling, T.R., Teira, R., Touloumi, G., Wasmuth, J.-C., Wit, F. and Wittkop, L. (2023). Life expectancy after 2015 of adults with HIV on long-term antiretroviral therapy in Europe and North America: a collaborative analysis of cohort studies. The Lancet HIV. Vol. 10 (5).
  • UNAIDS. (2023). Global HIV & AIDS statistics — Fact sheet. Tersedia daring pada: https://www.unaids.org/en/resources/fact-sheet