Kenali Kategori Keamanan Obat pada Wanita Hamil
Wanita hamil termasuk dalam kelompok khusus dalam mendapat penanganan medis. Pemberian obat pada wanita hamil harus diperhatikan karena terdapat obat-obatan yang dapat menembus plasenta sehingga dapat menyebabkan efek teratogenik pada janin (Sachdeva et al., 200). Efek teratogenik merupakan efek yang disebabkan suatu senyawa yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin (Genetic Alliance, 2010). Pengujian efek teratogenik dilakukan melalui tahap uji in vivo yaitu dengan mengamati efek obat pada hewan uji. Pengujian efek teratogenik pada wanita hamil tidak diizinkan untuk dilakukan, namun kasus penggunaan obat yang belum diketahui keamanannya dapat dijadikan pertimbangan dalam pengklasifikasian keamanan obat (Felix, 2018). Artikel ini akan membahas kelima kategori risiko keamanan obat yang digunakan pada wanita hamil menurut sistem klasifikasi yang ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA).
1. Golongan A
Obat pada golongan ini tidak menunjukkan efek abnormalitas terhadap janin pada wanita hamil. Obat pada golongan ini terbukti aman digunakan oleh wanita hamil pada trimester pertama dan berikutnya. Beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan ini adalah levotiroksin, asam folat, vitamin B, C, dan D (Drugs.com, 2019; Sachdeva et al., 2009).
2. Golongan B
Obat pada golongan ini tidak menunjukkan efek abnormalitas terhadap janin dalam uji terkontrol pada hewan uji, namun belum terdapat studi pada wanita hamil. Selain itu, obat yang menunjukkan efek samping pada hewan uji namun hasil studi pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya risiko abnormalitas pada janin juga masuk ke dalam golongan ini. Beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan ini adalah parasetamol, amoksisilin, loratadin, dan ondansetron (Pernia dan DeMaagd, 2016; Sachdeva et al., 2009).
3. Golongan C
Obat pada golongan ini menunjukkan efek negatif terhadap janin pada hewan uji atau belum pernah dilakukan uji terkontrol obat, baik pada hewan uji maupun wanita hamil (Pernia dan DeMaagd, 2016). Obat golongan ini hanya diberikan jika manfaat penggunaannya lebih besar daripada potensi risiko pada janin (Leek dan Arif, 2023). Beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan ini adalah flukonazol, metoprolol, dan sertraline (Pernia dan DeMaagd, 2016).
4. Golongan D
Obat pada golongan ini menunjukkan efek negatif terhadap janin pada wanita hamil (Leek dan Arif, 2023). Obat golongan ini hanya digunakan jika manfaat dari penggunaannya dapat diterima meskipun berisiko seperti jika penyakit mengancam nyawa dan tidak terdapat obat yang lebih aman yang dapat digunakan (Black dan Hill, 2003). Beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan ini adalah lisinopril, lithium, dan fenitoin (Pernia dan DeMaagd, 2016).
5. Golongan X
Obat pada golongan ini menunjukkan abnormalitas pada janin baik melalui studi pada hewan uji maupun wanita hamil. Obat golongan ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau mungkin hamil (Black dan Hill, 2003). Beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan ini adalah metotreksat, simvastatin, dan warfarin (Pernia dan DeMaagd, 2016).
Artikel direview oleh Apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, S.Farm
Referensi
- Black, R., dan A, Hill. (2003). Over-the-Counter Medications in Pregnancy. American Family Physician, 67(12):2517-2524.
- Félix, L. (2018). Teratogenicity Testing. Methods in Molecular Biology. doi:10.1007/978-1-4939-7883-0
- Genetic Alliance. (2010). Understanding Genetics: A District of Columbia Guide for Patients and Health Professionals. Washington (DC): Genetic Alliance.
- Leek JC, Arif H. (2023). Pregnancy Medications. Tersedia daring pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507858/ [Diakses pada 15 Januari 2024].
- Pernia, S., dan G, DeMaagd. (2016). The New Pregnancy and Lactation Labeling Rule. P & T : a peer-reviewed journal for formulary management, 41(11), 713–715.
- Sachdeva, P., Patel, B. G., & Patel, B. K. (2009). Drug use in pregnancy; a point to ponder!. Indian journal of pharmaceutical sciences, 71(1), 1–7. https://doi.org/10.4103/0250-474X.51941
ARTIKEL TERKAIT
ARTIKEL POPULER
-
Manfaat Minyak Jarak (Castor Oil) untuk Kulit, Rambut, dan Lainnya
20 Feb 2024 16:28
-
Cara Menurunkan Berat Badan Berbasis Ilmiah
21 Mar 2023 18:25
-
Apa itu Peptida? Apa Saja Manfaat Peptida untuk Tubuh?
20 Feb 2024 16:28
-
Mengenal Antibodi Monoklonal sebagai Targeted Therapy
5 Sep 2023 11:55
Komentar
Belum ada komentar