Kesehatan

Omega-3, Agen Anti Inflamasi untuk Mengurangi Nyeri Haid

Ditulis oleh Apt. Tiara Annisa Sekarjati
23 Nov 2024 16:28
Thumbnail Omega-3, Agen Anti Inflamasi untuk Mengurangi Nyeri Haid
Sumber: Sumber ilustrasi: https://draxe.com/health/dysmenorrhea/

Normalnya wanita akan mengalami menstruasi setiap bulannya. Beberapa wanita merasakan nyeri pada setiap siklus menstruasi. Rasa nyeri yang terjadi dapat mengakibatkan timbulnya rasa tidak nyaman pada wanita. Karena rasa yang tidak nyaman ketika menstruasi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa merasakan sakit ringan di perut bagian bawah dan bagian punggung bawah, sedangkan sebagian lagi mengalami rasa sakit yang mengganggu sehingga perlu minum obat pereda rasa nyeri. Rasa sakit inilah yang sering disebut dengan dismenore (dysmenorrhea). Dismenore yang biasanya terjadi sebelum dan pada saat menstruasi ini umumnya berupa nyeri atau kram di perut bagian bawah yang terus berlangsung dan terkadang menyebar hingga ke punggung bawah serta paha (Dewi, 2018).

Salah satu jenis asam lemak yaitu omega-3 bertindak sebagai agen anti inflamasi dan mengurangi prostaglandin yang dapat mengakibatkan nyeri haid parah hingga peradangan. Suplementasi dengan asam lemak omega-3 mengurangi intensitas gejala dismenore primer (Rahbar dkk., 2012). Terdapat asam lemak yang dapat disintesis oleh tubuh sendiri dan asam lemak yang tidak dapat dibuat tubuh tetapi sangat diperlukan tubuh yang disebut asam lemak esensial. Jenis lemak tak jenuh yang penting adalah asam lemak eikosapentaenoat (EPA) dan dokosaheksaenoat (DHA) yang disebut omega-3 (Moehji, 2017).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2019 menganjurkan konsumsi lemak/orang/hari adalah 20-25% dari total energi (702 kkal) atau setara dengan lemak 5 sendok makan/orang/hari (67 gram/orang/hari). Sesuai dengan AKG 2019, konsumsi asam lemak omega-3 untuk remaja perempuan usia 13-18 tahun disarankan 1,1 gram/hari. Asam lemak omega-3 dapat ditemukan pada ikan dan makanan laut, protein nabati, kacang-kacangan serta produk telur dan susu. Beberapa contoh jumlah dan jenis omega-3 dalam satu porsi makanan berikut:

  • Salmon: 4,0 gram EPA dan DHA
  • Ikan kembung: 3,0 gram EPA dan DHA
  • Sarden: 2,2 gram EPA dan DHA
  • Teri: 1,0 gram EPA dan DHA
  • Biji chia: 4,9 gram ALA
  • Kenari: 2,5 gram ALA

Asosiasi Keluarga Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (2019) menjelaskan secara umum asam lemak omega-3 memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia seperti (Moehji, 2017):

  • Mengurangi terjadinya peradangan asam lemak omega-3 bersifat anti inflamasi, yang berarti mengurangi peradangan di tubuh yang dapat berkontribusi pada sejumlah penyakit kronis.
  • Mendukung kesehatan mental mengkonsumsi omega-3 dapat mengurangi gejala depresi, skizofrenia, dan gangguan bipolar serta dapat mengurangi risiko gangguan psikotik.
  • Menjaga berat badan asam lemak omega-3 memainkan peran penting dalam manajemen berat badan dan dapat membantu mengurangi lingkar pinggang. d. Mencegah demensia Asam lemak omega-3 dapat membantu meningkatkan memori pada orang tua.
  • Mencegah terbentuknya radikal bebas. Asam lemak omega-3 mencegah terbentuknya 1 radikal bebas dalam tubuh seperti hidrogen peroksida, peroksida hidroksil, yang dapat merusak sel-sel otot jantung.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hidayati, dkk., (2017) terdapat hubungan antara konsumsi makanan kaya asam lemak omega-3 dengan kejadian dismenore. Asam lemak omega-3 dapat menekan produksi sitokin inflamasi dan eikosanoid dan beberapa anti inflamasi oleh Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) yang diyakini dapat menekan rasa sakit. Selain itu, asam lemak omega-3 dapat menghambat aktivitas mitogen dan mengaktifkan protein kinase, yang terlibat dalam modulasi sensitisasi sentral yang diinduksi oleh inflamasi dan nyeri neuropatik, menunjukkan jalur potensial lain untuk menghambat transmisi nyeri (Tokuyama dan Nakamoto, 2011). Pada kejadian dismenore, prostaglandin mempengaruhi peran patogenik. Minyak ikan dan sumber makanan yang kaya akan asam lemak omega-3 bertindak sebagai anti-inflamasi pada dismenore (Martínez-Colón dan Moore, 2018).

Artikel direview oleh Apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, S.Farm

Referensi :

  • Dewi, P. P. 2018. Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) : Modul Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
  • Hidayati, A., Damayanti Eka, K., dan Prasetyawati Eka, A. 2017. Hubungan Konsumsi Makanan Kaya Asam Lemak Omega-3 dengan Kejadian Dismenore pada Siswi SMAN 1 Gondangrejo Karanganyar. Nexus Kedokteran Komunitas. 6(1): 62-69.
  • Martínez-Colón, G.J., dan Moore, B.B. 2018. Prostaglandin E2 as a Regulator of Immunity to Pathogens. Pharmacol Ther. 185(5): 135-146.
  • Moehji, S., 2017. Dasar–Dasar Ilmu Gizi I. Jakarta. Pustaka Kemang.
  • Rahbar, N., Asgharzadeh, N., and Ghorbani, R. 2012. Effect of omega-3 fatty acids on intensity of primary dysmenorrhea. International Journal of Gynecology & Obstetrics. 117(1): 45-47.
  • Tokuyama, S., dan Nakamoto, K. 2011. Unsaturated Fatty Acids And Pain. Biological & pharmaceutical bulletin. 34(8): 1174-1178.
  • Martínez-Colón, G.J., dan Moore, B.B. 2018. Prostaglandin E2 as a Regulator of Immunity to Pathogens. Pharmacol Ther. 185(5): 135-146.

Komentar

Belum ada komentar