Penyakit

Psoriasis: Penyakit Autoimun yang Menyerang Kulit

Ditulis oleh Ellen Nathania Yunita
29 Apr 2024
Thumbnail Psoriasis: Penyakit Autoimun yang Menyerang Kulit
Sumber: https://www.everydayhealth.com/psoriasis/more-than-skin-deep-how-psoriasis-can-affect-bones/

Hari psoriasis sedunia diperingati setiap tanggal 29 Oktober. Peringatan Hari Psoriasis Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai psoriasis dan memberi dukungan kepada para penderita psoriasis. Pada tahun ini, asosiasi psoriasis internasional atau IFPA mengangkat tema “Access for All” yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya akses perawatan yang terjangkau dan tepat waktu bagi seluruh penderita psoriasis (IFPA, 2023). Diperkirakan terdapat 60 juta orang hidup dengan psoriasis di seluruh dunia (Parisi et al., 2020). Di wilayah Eropa, prevalensi psoriasis mencapai 1,5–3% sementara di wilayah asia mencapai 0,4–0,7% (Suwarsa et al., 2018). Cuaca dingin dan kelembaban rendah dapat memperburuk gejala psoriasis (Balato et al., 2013). Hingga saat ini belum ada data epidemiologi yang menyeluruh. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cholis dkk pada 1999, prevalensi psoriasis vulgaris di 10 rumah sakit pendidikan di Indonesia mencapai 0,59%–0,92% (Cholis et al., 1999).

Psoriasis merupakan inflamasi kronik pada kulit yang ditandai dengan plak pada kulit akibat tubuh memproduksi sel kulit terlalu cepat (Huizen, 2023). Tidak seperti stigma yang beredar di masyarakat, psoriasis bukan merupakan penyakit menular atau disebabkan oleh kebiasaan higiene yang buruk. Penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang disebabkan oleh kelainan genetik dan dipicu oleh faktor lingkungan. Beberapa faktor eksternal yang dapat meningkatkan risiko psoriasis seperti infeksi khususnya oleh bakteri streptokokus dan HIV, penggunaan obat-obatan tertentu, kebiasaan merokok, dan obesitas (Branch, 2017).

Gejala psoriasis umumnya muncul pada usia 30–39 atau 60–69 tahun pada laki-laki dan 10 tahun lebih dini pada perempuan (Parisi et al., 2020). Gejala yang timbul pada penderita psoriasis seperti lesi berupa plak dan bercak pada kulit berwarna merah keunguan yang ditutupi lapisan kulit menyerupai sisik berwarna putih. Umumnya lesi terbentuk pada bagian kulit yang sering ditekuk seperti siku dan lutut, tubuh, dan kulit kepala. Gejala dapat memburuk jika dipicu oleh stress, cuaca, serta luka pada kulit (Branch, 2017).


https://www.bronzedangel.je/news/mcl54k2pwcilonqfs2se5kyc791h00

Meski tidak dapat disembuhkan secara tuntas, penanganan yang tepat dapat memperbaiki gejala pada pasien. Psoriasis ringan hingga sedang ditangani dengan penggunaan obat-obatan topikal seperti salep, losion, gel, atau krim. Sementara pada pasien dengan psoriasis sedang hingga berat umumnya pasien diberikan obat-obatan sistemik (Dipiro, 2020). Disamping penggunaan obat-obatan, beberapa upaya non-farmakologi yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan gejala psoriasis dan mencegah kekambuhan sebagai berikut:

1. Manajemen Stress

Manajemen stress bertujuan untuk mencegah kekambuhan serta dapat menurunkan tingkat keparahan psoriasis. Metode manajemen stress dapat dikonsultasikan dengan psikolog klinis (Law, 2013).

2. Menggunakan Pelembab

Penggunaan pelembab dapat memperbaiki fungsi perlindungan kulit. Selain itu pelembab dapat mempertahankan kelembaban stratum korneum yang merupakan bagian terluar pada kulit, mengurangi pelepasan sel kulit mati, dan mengurangi pruritus (Law dan Gulliver, 2019).

3. Menggunakan Tabir Surya

Penggunaan tabir surya sebelum beraktivitas di luar ruangan dapat mencegah kekambuhan psoriasis yang dipicu oleh paparan sinar matahari. Tabir surya yang direkomendasikan adalah dengan sun protection factor (SPF) 30 atau lebih (Law dan Gulliver, 2019).

4. Tidak Menggunakan Sabun yang Dapat Mengiritasi

Penggunaan sabun dan detergen yang mengandung pewangi, pengawet, dan pewarna dapat meningkatkan potensi iritasi pada kulit sehingga perlu dihindari. Selain itu, hindari penggunaan peralatan penggosok kulit yang kasar untuk mencegah iritasi (Sharon dan Robinson, 2020).

Artikel direview oleh Apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, S.Farm

Referensi

  • ‌Balato, N., Di Costanzo, L., Patruno, C., Patrì, A. and Ayala, F. (2013). Effect of weather and environmental factors on the clinical course of psoriasis: Table 1. Occupational and Environmental Medicine. Vol. 70(8).
  • Branch, N.S.C. and O. (2017). Psoriasis. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Tersedia daring pada: https://www.niams.nih.gov/health-topics/psoriasis#:~:text=Overview%20of%20Psoriasis. [Diakses 27 Oct. 2023].
  • Dipiro, J.T. (2020). Pharmacotherapy-- a pathophysiologic approach 11th ed. New York: Mcgraw-Hill Education.
  • Huizen, Jennifer. (2023). World Psoriasis Day: What it is and getting involved. Tersedia daring pada: https://www.medicalnewstoday.com/articles/world-psoriasis-day [Diakses 27 Oct. 2023].
  • IFPA. (2023). World Psoriasis Day. Tersedia daring pada: https://ifpa-pso.com/world-psoriasis-day. [Diakses 27 Oct. 2023].
  • Law RM. (2013). Pharmacotherapy Principles and Practice. 3rd ed. New York: McGrawHill.
  • Law RMT, dan Gulliver WP. (2019) Pharmacotherapy Casebook and Instructor’s Guide: A Patient-Focused Approach 11th ed. New York: McGraw-Hill.
  • Parisi R, Iskandar IYK, Kontopantelis E, et al.. (2020). National, regional, and worldwide epidemiology of psoriasis: Systematic analysis and modelling study. BMJ.
  • Sharon, Alina dan Dana, Robinson. (2020). Best Soaps and Shampoos for Psoriasis. Tersedia daring pada: https://www.healthline.com/health/psoriasis/soaps-and-shampoo-options [Diakses 31 Oct. 2023].
  • Suwarsa, O. (2018). Tingkat Pengetahuan Penyakit Psoriasis Vulgaris Pada Masyarakat Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 2(6), 478-482.