Penyakit

Leptospirosis

Ditulis oleh Ellen Nathania Yunita, S.Farm.
18 Okt 2024 15:52
Thumbnail Leptospirosis
Sumber: https://cdn-prod.medicalnewstoday.com/content/images/articles/246/246829/leptospirosis-is-a-bacterial-infection.jpg
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri Leptospira. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Bakteri Leptospira menular melalui kontak langsung, kontak dengan tanah atau air yang terkontaminasi, serta konsumsi air yang terkontaminasi dengan urin atau darah hewan yang terinfeksi. Hewan yang umumnya menularkan leptospirosis adalah sapi, babi, kuda, tikus, dan anjing. Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka atau abrasi pada kulit dan mukosa tubuh (Haake dan Levett, 2014).

Leptospirosis merupakan penyakit endemik pada iklim subtropis dan tropis. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan iklim tropis yang hangat meningkatkan faktor risiko leptospirosis. Organisasi kesehatan dunia atau WHO memperkirakan terjadi 500.000 kasus leptospirosis setiap tahunnya di seluruh dunia (PAHO, 2013). Pada tahun 2021 ditemukan sebanyak 734 kasus leptospirosis yang dilaporkan oleh delapan provinsi di Indonesia (Purnama dan Hartono., 2022). Prevalensi Leptospirosis meningkat pada musim hujan, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah tergenang banjir (Kemenkes, 2021). Melakukan pekerjaan luar ruangan yang berkontak langsung dengan tanah dan air seperti berkebun, membersihkan selokan, dan bertambang dapat meningkatkan faktor risiko leptospirosis (Goarant, 2016).

Umumnya, gejala muncul setelah satu minggu hingga satu bulan setelah pasien terinfeksi. Gejala yang timbul pada pasien bervariasi, sebagian besar pasien terinfeksi menunjukan gejala menyerupai flu namun pada kasus lebih parah dapat menyebabkan pendarahan internal dan kerusakan organ (Cleveland Clinic, 2022). Gejala akut penyakit ini ditandai dengan demam mendadak, lemah, mata kemerahan, kulit kekuningan, sakit kepala, dan nyeri otot betis (Kemenkes, 2023). Tanpa penanganan, infeksi dapat menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut seperti gagal ginjal dan hati, meningitis, kesulitan napas, pendarahan bahkan kematian. Jika mengalami gejala berhubungan dengan leptospirosis, segera periksakan pada fasilitas kesehatan terdekat. Pengobatan awal dengan antibiotik dapat mencegah masalah kesehatan lebih lanjut dan mempersingkat durasi infeksi (CDC, 2024).

Tips Mencegah Leptospirosis
Tidak perlu khawatir, berikut merupakan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah Leptospirosis.
  • Hindari hewan yang berpotensi membawa leptospirosis, khususnya tikus. Gunakan sarung tangan sebelum menyentuh bangkai hewan dan langsung mencuci tangan dengan sabun setelahnya.
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, Leptospirosis lebih banyak terjadi di daerah dengan tingkat sanitasi buruk sehingga kebersihan penting untuk mencegah infeksi.
  • Gunakan sepatu dan pakaian pelindung ketika melakukan aktivitas yang berhubungan dengan air dan tanah terkontaminasi untuk menurunkan risiko paparan.
  • Hindari berenang di danau, sungai atau genangan banjir serta membalut luka untuk menghindari kontak dengan air.
  • Hindari konsumsi air tanpa pengolahan khususnya air yang berasal dari sungai dan danau
(Cleveland Clinic, 2022; Purnama dan Hartono, 2022).

Artikel direview oleh apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, S.Farm.

Referensi

  • CDC (2024). About Leptospirosis. [online] Leptospirosis. Available at: https://www.cdc.gov/leptospirosis/about/index.html#:~:text=Key%20points,with%20contaminated%20water%20or%20soil. [Accessed 5 Sep. 2024].
  • Cleveland Clinic. (2022). Leptospirosis: Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatment. [online] Available at: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24021-leptospirosis [Accessed 29 Aug. 2024].
  • Goarant C. Leptospirosis: risk factors and management challenges in developing countries. Res Rep Trop Med. 2016 Sep 28;7:49-62. doi: 10.2147/RRTM.S102543. PMID: 30050339; PMCID: PMC6028063.
  • Haake, D.A. and Levett, P.N. (2014). Leptospirosis in Humans. Current topics in microbiology and immunology, [online] pp.65–97. doi:https://doi.org/10.1007/978-3-662-45059-8_5.
  • Kementerian Kesehatan RI (2023). Mengenal Gejala dan Pencegahan Leptospirosis. [online] Kemkes.go.id. Available at: https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-gejala-dan-pencegahan-leptospirosis [Accessed 15 Aug. 2024].
  • PAHO. (2013). Leptospirosis. [online] Available at: https://www.paho.org/en/topics/leptospirosis#:~:text=Leptospirosis%20occurs%20worldwide%20but%20is,of%20leptospirosis%20each%20year%20worldwide. [Accessed 15 Aug. 2024].
  • Purnama, Sthevani Eka dan Budi, Hartono. 2022. Faktor Risikokejadian Leptospirosis Di Indonesia: Literature Review. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 6 (3).

Komentar
Avatar
Rizal Arafat
29 hari yang lalu

ini kayak corona lagi ga sih?

Balas
ARTIKEL TERKAIT