Kesehatan

Mengenal Jenis-jenis Vitamin B dan Fungsinya

Ditulis oleh Ellen Nathania Yunita, S.Farm.
4 Des 2024 14:51
Thumbnail Mengenal Jenis-jenis Vitamin B dan Fungsinya
Sumber: https://www.nutraingredients.com/var/wrbm_gb_food_pharma/storage/images/_aliases/wrbm_large/publications/food-beverage-nutrition/nutraingredients.com/news/markets-and-trends/time-to-boost-brits-knowledge-of-vitamin-b/12238116-1-eng-GB/Time-to-boost-Brits-knowledge-of-vitamin-B.jpg

Vitamin merupakan nutrisi mikro yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh atau dalam kadar yang tidak mencukupi. Vitamin didapat tubuh dari makanan yang dikonsumsi. Vitamin dinamakan menggunakan huruf alfabet lain seperti A, B, C, D, E, dan K. Secara garis besar vitamin diklasifikasikan menjadi vitamin larut air dan vitamin larut lemak. Vitamin B dan C digolongkan sebagai vitamin larut air sementara vitamin A, D, E, dan K digolongkan sebagai vitamin larut lemak (Reddy and Ishwarlal Jialal, 2022).

Berbeda dengan vitamin lainnya, vitamin B dibagi lagi menjadi beberapa jenis yang disebut dengan vitamin B kompleks yaitu dari vitamin B1, B2, B3, B6, B7, B9 dan B12. Mengapa ketujuh jenis vitamin tersebut dikategorikan sebagai vitamin B? Meskipun memiliki perbedaan struktur kimia, seluruh vitamin tersebut berkaitan dengan aktivitas koenzim seluler dan kelarutan dalam air yang serupa (Kennedy, 2016). Koenzim merupakan molekul organik yang berperan mengaktivasi enzim sehingga dapat menjalankan fungsinya. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai jenis-jenis vitamin B dan perannya bagi tubuh (Ali et al., 2022).

1. Tiamin (B1)

Vitamin B1 berperan penting dalam pertumbuhan dan fungsi serta memecah nutrisi menjadi energi. Vitamin ini berperan dalam metabolisme karbohidrat dan asam amino serta biosintesis neurotransmitter. Neurotransmitter merupakan senyawa kimia yang berperan dalam komunikasi antar sel dalam tubuh (Ali et al, 2022; NIH, 2020). Defisiensi vitamin B1 dapat menyebabkan beri-beri yaitu penyakit yang ditandai dengan penurunan massa otot dan mati rasa pada tangan dan kaki. Sumber makanan yang mengandung vitamin B1 tinggi seperti kacang-kacangan, sereal, ikan, daging, beras, dan biji bunga matahari (Ali et al., 2022; NIH, 2019).

2. Riboflavin (B2)

Vitamin B2 berperan dalam pertumbuhan sel, produksi energi, serta pemecahan lemak, steroid dan obat (NIH, 2020). Defisiensi vitamin B2 dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti migrain, nyeri dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Selain itu, defisiensi vitamin B2 juga dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, kanker payudara, dan diabetes melitus tipe 2 (Ali et al., 2022; Udhayabanu et al., 2018). Sumber makanan yang mengandung vitamin B2 tinggi seperti susu sapi, yogurt, keju, telur, daging, kacang almond, dan bayam (NIH, 2020).

3. Niasinamida (B3)

Vitamin B3 berperan dalam mengubah nutrisi menjadi energi, sintesis dan perbaikan DNA, sintesis kolesterol, menjaga kesehatan kulit dan meningkatkan kerja antioksidan (Djadjo dan Bajaj, 2023; NIH, 2022). Defisiensi vitamin B3 menyebabkan pellagra yaitu penyakit pada kulit yang ditandai dengan bercak kecoklatan pada kulit yang terpapar sinar matahari yang dapat berkembang menjadi plak kasar dan bersisik. Sumber makanan yang mengandung vitamin B3 tinggi seperti daging merah, unggas, kacang-kacangan, dan pisang (NIH, 2022).

4. Asam Pantotenat (B5)

Vitamin B5 berperan dalam sintesis koenzim A yaitu senyawa yang mengaktivasi enzim untuk membentuk dan memecah asam lemak serta fungsi metabolisme lainnya. Studi menunjukkan vitamin B5 berperan penting dalam menurunkan kadar kolesterol pada pasien dislipidemia. Dislipidemia merupakan kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah mengalami peningkatan (Chen et al., 2015). Defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti kehilangan nafsu makan, gangguan pertumbuhan, dermatitis, kelemahan, gangguan koordinasi otot tubuh, kelumpuhan, dan luka lambung. Meski menyebabkan berbagai masalah kesehatan, kasus defisiensi vitamin B5 jarang terjadi karena vitamin ini terkandung dalam berbagai jenis pangan. Sumber makanan yang mengandung vitamin B5 tinggi seperti jeroan, jamur, alpukat, kacang-kacangan, susu sapi, brokoli, dan oat (NIH, 2020).

5. Piridoksin (B6)

Vitamin B6 berperan sebagai koenzim yang diperlukan lebih dari 100 enzim untuk menjalankan berbagai fungsi seperti memecah protein, karbohidrat dan lemak. Selain itu vitamin B6 juga berperan dalam menjaga kadar homosistein yaitu asam amino yang berperan dalam pembentukan protein dalam tubuh. Vitamin ini juga berperan dalam meningkatkan sistem imun dan kesehatan otak (NIH, 2023). Defisiensi vitamin B6 dapat menyebabkan peningkatan risiko gangguan kardiovaskuler seperti penyakit jantung dan stroke akibat peningkatan homosistein dalam tubuh (Lichtenstein et al., 2006). Selain itu, kecukupan vitamin B6 pada ibu hamil penting untuk mencegah mual, muntah, hingga keguguran janin (Ali et al., 2022). Sumber makanan yang mengandung vitamin B6 tinggi seperti hati sapi, tuna, salmon, unggas, dan sayuran hijau (NIH, 2023).

6. Biotin (B7)

Vitamin B7 berperan dalam membantu enzim memecah lemak, karbohidrat dan protein dari makanan yang dikonsumsi. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam pengaturan persinyalan antar sel dan aktivitas gen. Defisiensi vitamin B7 dapat menyebabkan kerontokan rambut, kulit bersisik pada area sekitar mata, hidung, dan mulut dan kerapuhan kuku. Sumber makanan yang mengandung vitamin B7 tinggi seperti hati sapi, telur, salmon, alpukat, kacang-kacangan, dan ubi (NIH, 2020).

7. Folat (B9)

Asam folat berperan dalam menurunkan kadar homosistein serta pembentukan sel darah merah. Pada wanita hamil, asam folat berperan dalam perkembangan organ janin (NIH, 2016). Defisiensi asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik yaitu kondisi dimana sel darah merah yang terbentuk berukuran lebih besar dari normal. Akibatnya, sel darah yang terbentuk tidak dapat dikeluarkan dari sumsum tulang untuk dialirkan dalam tubuh serta memiliki umur hidup yang lebih pendek dibanding sel darah merah normal (Cleveland Clinic, 2022). Sumber makanan yang mengandung vitamin B9 tinggi seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, buah segar, hati ayam, telur dan makanan laut (NIH, 2016).

8. Sianokobalamin (B12)

Vitamin B12 diperlukan dalam perkembangan dan fungsi sistem saraf pusat, pembentukan sel darah merah dan DNA (NIH, 2017). Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kelelahan, kebas dan kesemutan pada tangan dan kaki, gangguan keseimbangan, pembengkakan pada lidah, gangguan kognitif dan anemia (Harvard, 2013). Sumber makanan yang mengandung vitamin B12 tinggi seperti ikan, kerang, hati, daging merah, unggas, dan susu (NIH, 2017).

Artikel direview oleh Apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, M.Farm.

Referensi

  • Ali, M.A., Hafez, H.A., Kamel, M.A., Ghamry, H.I., Shukry, M. and Farag, M.A. (2022). Dietary Vitamin B Complex: Orchestration in Human Nutrition throughout Life with Sex Differences. Nutrients, 14(19), p.3940. doi:https://doi.org/10.3390/nu14193940.
  • Chen YQ, Zhao SP, Zhao YH. Efficacy and tolerability of coenzyme A vs pantethine for the treatment of patients with hyperlipidemia: A randomized, double-blind, multicenter study. Journal of clinical lipidology. 2015 Sep 1;9(5):692-7
  • Cleveland Clinic. (2022). Megaloblastic Anemia: What It Is, Symptoms, Causes &Treatment. Tersedia daring pada: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23160-megaloblastic-anemia [Diakses 24 Oct. 2024].
  • Djadjo, S. and Bajaj, T. (2023). Niacin. Tersedia daring pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541036/ [Diakses 14 Nov. 2024].
  • Harvard (2013). Vitamin B12 deficiency can be sneaky and harmful - Harvard Health. Harvard Health. Tersedia daring pada: https://www.health.harvard.edu/blog/vitamin-b12-deficiency-can-be-sneaky-harmful-201301105780 [Diakses 24 Oct. 2024].
  • ‌Kennedy D.O. B Vitamins and the Brain: Mechanisms, Dose and Efficacy-A Review. Nutrients. 2016;8:68. doi: 10.3390/nu8020068.
  • Lichtenstein AH, Appel LJ, Brands M, Carnethon M, Daniels S, Franch HA, Franklin B, Kris-Etherton P, Harris WS, Howard B, Karanja N. Diet and lifestyle recommendations revision 2006: a scientific statement from the American Heart Association Nutrition Committee. Circulation. 2006 Jul 4;114(1):82-96.
  • NIH. (2020). Office of Dietary Supplements - Pantothenic Acid. Tersedia daring pada: https://ods.od.nih.gov/factsheets/PantothenicAcid-HealthProfessional/ [Diakses 23 Oct. 2024].
  • NIH. (2020). Office of Dietary Supplements - Riboflavin. Available at: https://ods.od.nih.gov/factsheets/Riboflavin-HealthProfessional/ [Diakses 25 Oct. 2024].
  • NIH. (2020). Office of Dietary Supplements - Thiamin. Available at: https://ods.od.nih.gov/factsheets/Thiamin-HealthProfessional/ [Diakses 25 Oct. 2024].
  • NIH. (2022). Office of Dietary Supplements - Niacin. Tersedia daring pada: https://ods.od.nih.gov/factsheets/Niacin-HealthProfessional/ [Diakses 23 Oct. 2024].
  • NIH. (2016). Office of Dietary Supplements - Folate. Tersedia daring pada: https://ods.od.nih.gov/factsheets/Folate-HealthProfessional/ [Diakses 24 Oct. 2024].
  • NIH. (2017). Office of Dietary Supplements - Vitamin B12. Tersedia daring pada: https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminB12-HealthProfessional/ [Diakses 24 Oct. 2024].
  • NIH. (2020). Office of Dietary Supplements - Biotin. Tersedia daring pada: https://ods.od.nih.gov/factsheets/Biotin-HealthProfessional/ [Diakses 24 Oct. 2024].
  • NIH. (2023). Office of Dietary Supplements - Vitamin B6. Tersedia daring pada: https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminB6-HealthProfessional/ [Diakses 24 Oct. 2024].
  • Reddy, P. and Ishwarlal Jialal (2022). Biochemistry, Fat Soluble Vitamins. Nih.gov. Tersedia daring pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534869/ [Diakses 23 Oct. 2024].
  • Udhayabanu T, Karthi S, Mahesh A, Varalakshmi P, Manole A, Houlden H, Ashokkumar B. Adaptive regulation of riboflavin transport in heart: effect of dietary riboflavin deficiency in cardiovascular pathogenesis. Molecular and cellular biochemistry. 2018 Mar 1;440(1-2):147-56.


Komentar

Belum ada komentar