Ketahui 5 Manfaat Fitoestrogen Bagi Tubuh
Fitoestrogen merupakan senyawa menyerupai estrogen yang bersumber dari tanaman. Estrogen merupakan hormon yang berperan dalam sistem reproduksi wanita (Delgado dan Lopez-Ojeda, 2023). Estrogen bekerja pada berbagai organ tubuh seperti payudara, uterus, vagina, tulang, hingga sistem peredaran darah. Karena strukturnya yang mirip dengan estrogen, fitoestrogen dapat berikatan dengan reseptor estrogen dan bekerja menstimulasi sintesis hormon seks (Aronson, 2016). Fitoestrogen memiliki aktivitas antioksidan, antiproliferatif, antimutagenik, dan antiangiogenesis (Desmawati dan Sulastri, 2019).
Fitoestrogen terbagi menjadi empat golongan utama yaitu isoflavonoid, flavonoid, stilbene, dan lignan (Aronson, 2016). Sumber dari fitoestrogen seperti kacang-kacangan, biji-bijian, buah, dan sayuran. Beberapa makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kedelai, bawang putih, seledri, wortel, kentang, beras, gandum, ubi, kopi, serta buah-buahan seperti apel dan delima (Sirotkin dan Harrath, 2014; Poluzzi et al., 2014).Kedelai merupakan salah satu pangan yang mengandung fitoestrogen dalam bentuk isoflavon dan lignan dalam konsentrasi tinggi. Beberapa produk olahan pangan yang dapat menjadi sumber fitoestrogen seperti tahu, tempe, dan susu kacang (Rietjens et al, 2013). Artikel ini akan membahas beberapa manfaat fitoestrogen bagi tubuh.
1. Meredakan Gejala Menopause
Menopause merupakan keadaan ketika menstruasi terhenti secara permanen yang diakibatkan penurunan kadar estrogen. Perubahan hormonal dapat menyebabkan gejala seperti hot flashes, berkeringat, masalah pada saluran kemih, gangguan tidur, dan penurunan kelembaban pada vagina (Peacock dan Ketvertis, 2022). Hot flashes merupakan rasa panas pada bagian tubuh atas seperti wajah, leher, dan dada (Frysh, 2022). Studi yang dilakukan oleh Badell dkk menunjukan fitoestrogen dapat menurunkan intensitas dan frekuensi hot flashes. Selain itu, fitoestrogen juga dapat memperbaiki gangguan tidur dan penurunan kelembaban pada vagina (Bedell et al., 2014).
2. Menurunkan Kadar Gula Darah
Kadar gula darah dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi dan sekresi insulin. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti diabetes. Fitoestrogen dapat mempengaruhi regulasi kadar gula dalam darah. Penelitian yang dilakukan oleh Legatte dkk menunjukan fitoestrogen dapat menurunkan kadar gula darah puasa, serta meningkatkan sekresi dan sensitivitas insulin (Legatte et al., 2011).
3. Menurunkan Lemak dan Menjaga Kesehatan Jantung
Kadar lemak yang tinggi dalam darah dapat menyumbat pembuluh darah dan mengganggu kesehatan jantung. Fitoestrogen dapat menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan fungsi jantung (Legatte et al., 2011). Studi yang dilakukan oleh Liu dkk menunjukan konsumsi fitoestrogen turunan dari kedelai dapat menurunkan LDL dan meningkatkan kolesterol HDL atau yang biasa disebut dengan kolesterol baik (Liu et al, 2014). Fitoestrogen juga dapat menurunkan tekanan darah dengan mendilatasi pembuluh darah (Ramdath et al, 2017).
4. Menurunkan Berat Badan
Fitoestrogen juga memiliki manfaat untuk menurunkan berat badan. Fitoestrogen dapat menurunkan akumulasi lemak. Studi pada hewan uji dan manusia menunjukan konsumsi fitoestrogen yang berasal dari kacang kedelai dapat menurunkan berat badan secara signifikan. Dalam penelitian tersebut, formula pangan pengganti berbasis kacang kedelai terbukti efektif untuk menurunkan berat badan, massa lemak, dan menurunkan kolesterol LDL (Allison et al., 2003).
5. Mencegah Osteoporosis
Perubahan hormon pada wanita yang mengalami menopause dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Hal ini disebabkan akibat penurunan hormon estrogen yang berperan dalam menjaga kepadatan tulang. Studi pada hewan yang dilakukan oleh Lai dkk menunjukan konsumsi fitoestrogen yang dikombinasikan dengan vitamin D dapat mencegah pengeroposan tulang setelah menopause (Lai et al., 2011). Asupan fitoestrogen dapat meningkatkan kandungan mineral tulang sehingga menurunkan reabsorbsi tulang. Konsumsi pangan yang banyak mengandung fitoestrogen seperti kedelai dapat membantu mencegah pengeroposan tulang pada wanita (Bendell et al., 2014; Ming et al., 2013).
Artikel direview oleh Apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, S.Farm
Referensi
- Allison DB, Gadbury G, Schwartz LG, Murugesan R, Kraker JL, Heshka S, et al. 2003. A novel soy-based meal replacement formula for weight loss among obese individuals:a randomized controlled clinical trial. European journal of clinical nutrition. Vol. 57(4):514. https://doi.org/10.1038/sj.ejcn.
- Aronson, J. K. 2016. Meyler's Side Effects of Drugs (Sixteenth Edition). Elsevier.
- Bedell, S., Nachtigall, M. and Naftolin, F. 2014. The pros and cons of plant estrogens for menopause. The Journal of Steroid Biochemistry and Molecular Biology. Vol. 139, hlm. 225–236. doi:https://doi.org/10.1016/j.jsbmb.2012.12.004.
- Delgado BJ dan Lopez-Ojeda W. Estrogen. 2023. Tersedia daring pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538260/ [Diakses 5 September 2023].
- Desmawati, D., dan Sulastri, D. 2019. Phytoestrogens and Their Health Effect. Macedonian journal of medical sciences. Vol. 7(3), 495–499. https://doi.org/10.3889/oamjms.2019.044
- Frysh, Paul. 2022. What Causes Hot Flashes? Tersedia daring pada: https://www.webmd.com/a-to-z-guides/ss/slideshow-hot-flash-causes [Diakses 14 September 2023].
- Lai C-Y, Yang J-Y, Rayalam S, Della-Fera MA, Ambati S, Lewis RD, et al. 2011. Preventing bone loss and weight gain with combinations of vitamin D and phytochemicals. Journal of medicinal food. Vol. 14(11):1352–62. https://doi.org/10.1089/jmf.2010.0232
- Legette LL, Lee W-H, Martin BR, Story JA, Arabshahi A, Barnes S, et al. 2011. Genistein, a phytoestrogen, improves total cholesterol and Synergy®, a prebiotic, improved calcium utilization but there were no synergistic effects. Menopause. Vol. 18 (8): 923–931. https://doi.org/10.1097/gme.0b013e3182116e81
- Liu, Z. M., Ho, S. C., Chen, Y. M., Liu, J., & Woo, J. 2014. Cardiovascular risks in relation to daidzein metabolizing phenotypes among Chinese postmenopausal women. PloS one. Vol. 9(2). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0087861
- Ming LG, Chen KM, Xian CJ. 2013. Functions and action mechanisms of flavonoids genistein and icariin in regulating bone remodeling. Journal of cellular physiology. Vol, 228(3):513–21.
- Peacock K, Ketvertis KM. 2022. Menopause. 20222. Tersedia daring pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507826/ [Diakses 5 September 2023].
- Poluzzi E, Piccinni C, Raschi E, Rampa A, Recanatini M, De Ponti F. 2014. Phytoestrogens in postmenopause:the state of the art from a chemical, pharmacological and regulatory perspective. Current medicinal chemistry. Vol. 21(4):417–36. https://doi.org/10.2174/09298673113206660297
- Ramdath DD, Padhi EM, Sarfaraz S, Renwick S, Duncan AM. 2017. Beyond the Cholesterol-Lowering Effect of Soy Protein:A Review of the Effects of Dietary Soy and Its Constituents on Risk Factors for Cardiovascular Disease. Nutrients. Vol. 9(4):324. https://doi.org/10.3390/nu9040324
- Rietjens IM, Sotoca AM, Vervoort J, Louisse J. 2013. Mechanisms underlying the dualistic mode of action of major soy isoflavones in relation to cell proliferation and cancer risks. Molecular nutrition & food research. Vol. 57(1):100–13. https://doi.org/10.1002/mnfr.201200439
- Sirotkin AV, Harrath AH. Phytoestrogens and their effects. European journal of pharmacology. 2014;741:230–6. https://doi.org/10.1016/j.ejphar.2014.07.057
ARTIKEL TERKAIT
ARTIKEL POPULER
-
Manfaat Minyak Jarak (Castor Oil) untuk Kulit, Rambut, dan Lainnya
20 Feb 2024 16:28
-
Cara Menurunkan Berat Badan Berbasis Ilmiah
21 Mar 2023 18:25
-
Apa itu Peptida? Apa Saja Manfaat Peptida untuk Tubuh?
20 Feb 2024 16:28
-
Mengenal Antibodi Monoklonal sebagai Targeted Therapy
5 Sep 2023 11:55
Komentar
Belum ada komentar