Kesehatan FGD

Koenzim Q10, Antioksidan Sahabat Jantung (FGD)

Ditulis oleh apt. Syahrul Hidayat, S. Farm.
4 Des 2024 00:28
Thumbnail Koenzim Q10, Antioksidan Sahabat Jantung (FGD)
Sumber: Ilustrasi orang dengan serangan jantung (wayhomestudio/freepik.com)

Tubuh manusia secara alami dapat menyerap dan memproduksi segala macam nutrisi penting, termasuk vitamin, mineral, dan antioksidan. Nutrisi-nutrisi tersebut menjaga tubuh agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Akan tetapi, pada waktu-waktu tertentu, kekurangan nutrisi penting tubuh bisa terjadi dan konsumsi suplemen merupakan salah satu upaya untuk membantu memperbaiki kekurangan tersebut. Salah satu suplemen yang populer adalah Koenzim Q10, yang menurut beberapa penelitian merupakan solusi yang menjanjikan untuk beberapa masalah kesehatan tertentu seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes. (Cleveland Clinic, 2022).

Walaupun koenzim Q10 memiliki peranan kunci bagi tubuh, kebanyakan manusia sehat pada umumnya memiliki konsentrasi koenzim Q10 yang memadai secara alami. Akan tetapi, bertambahnya usia dan berkurangnya kondisi medis seseorang dapat mengakibatkan penurunan kadar koenzim Q10 di dalam tubuh (Xu et al, 2017).

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan defisiensi koenzim Q10 dalam tubuh di antaranya (Garrido-Maraver et al, 2014; Doimo et al, 2014):

  • Defisiensi vitamin B6

    Koenzim Q10 merupakan nutrien yang secara natural dapat diproduksi oleh tubuh manusia. Organ dengan kandungan koenzim Q10 tertinggi adalah jantung, ginjal, paru-paru, dan hati (Saini, 2011). Nutrien ini juga dapat diperoleh dari beberapa makanan yang dikonsumsi sehari-hari seperti sarden, telur, kacang-kacangan, daging ayam, hati, dan biji-bijian (Cleveland Clinic, 2022). Koenzim Q10 berperan sebagai antioksidan untuk proteksi sel dari kerusakan serta berperan sebagai bagian penting dalam proses metabolisme tubuh untuk membantu pembentukan energi di dalam sel tubuh (Griffin, 2021; Semeco, 2017).

  • Kerusakan gen penyintesis koenzim Q10
  • Peningkatan kebutuhan koenzim Q10 oleh jaringan sebagai akibat dari suatu penyakit seperti gagal jantung
  • Penyakit mitokondria
  • Stress oksidatif
  • Efek samping pengobatan statin

Koenzim Q10 disintesis pada hampir semua sel tubuh dan berperan dalam proses transport elektron di mitokondria untuk pembentukan energi berupa ATP (Adenosin Trifosfat). Konsumsi suplemen koenzim Q10 dapat membantu mencegah progresi beberapa kondisi seperti penyakit jantung, sindrom metabolik, diabetes mellitus, disfungsi jantung, dan penyakit neurodegeneratif (Yang et al, 2015; Safarinejad et al, 2012; Toyama et al, 2011; Someya et al, 2009). Selain itu, koenzim Q10 dapat melindungi sel dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas berlebih serta mencegah kerusakan DNA (Miyamae et al, 2013; Schmelzer & Döring, 2012).

Sebagai antioksidan, koenzim Q10 memiliki manfaat penting bagi jantung, terutama pada pasien dengan kondisi gagal jantung. Gagal jantung merupakan akibat dari beberapa kondisi jantung, seperti penyakit arteri koroner atau tekanan darah tinggi. Kedua kondisi tersebut menyebabkan peningkatan kerusakan oksidatif dan inflamasi atau peradangan pada pembuluh darah vena dan arteri (Sharma et al, 2016; DiNicolantonio et al, 2015).

Gagal jantung terjadi ketika kondisi-kondisi di atas memengaruhi jantung secara langsung dan menyebabkan jantung tidak dapat melakukan kontraksi dan relaksasi untuk memompa darah ke seluruh tubuh secara normal. Selain itu, beberapa pengobatan gagal jantung memiliki efek samping seperti tekanan darah rendah dan beberapa menyebabkan defisiensi kadar koenzim Q10 di dalam tubuh (Vaduganathan et al, 2015).

Dalam sebuah studi yang dilakukan terhadap 420 pasien gagal jantung, penggunaan suplemen koenzim Q10 dalam kurun waktu 2 tahun berhasil memperbaiki gejala dan menurunkan risiko kematian akibat masalah jantung (Mortensen et al, 2014). Studi lain juga menyebutkan bahwa, pasien-pasien yang mengonsumsi suplemen koenzim Q10 lebih jarang dirawat di rumah sakit akibat perburukan gagal jantung serta mengalami lebih sedikit komplikasi serius daripada pasien yang tidak mengonsumsi koenzim Q10 (Morisco et al, 1993).

Konsumsi koenzim Q10 dapat membantu memulihkan level produksi energi secara optimal, mengurangi kerusakan oksidatif, serta meningkatkan fungsi jantung sehingga dapat diketahui bahwa koenzim Q10 dapat membantu memperbaiki kerja jantung terutama pada pasien gagal jantung (DiNicoantonio et al, 2015).

Artikel direview oleh apt. Irma M Puspitasari, M.T., Ph.D.

Referensi

  • Cleveland Clinic. 2022. What is CoQ10. Available at [https://health.clevelandclinic.org/what-is-coq10/](https://health.clevelandclinic.org/what-is-coq10/). [Diakses pada 7 Januari 2023].
  • DiNicolantonio JJ, Bhutani J, McCarty MF, O'Keefe JH. 2015. Coenzyme Q10 for the treatment of heart failure: a review of the literature. *Open Heart*. Vol. 2(1): e000326.
  • Doimo M, Desbats MA, Cerqua C, Cassina M, Trevisson E, Salviati L. 2014. Genetics of coenzyme q10 deficiency. *Mol Syndromol*. Vol. 5(3-4): 156-62.
  • Garrido-Maraver J, Cordero MD, Oropesa-Ávila M, Fernández Vega A, de la Mata M, Delgado Pavón A, de Miguel M, Pérez Calero C, Villanueva Paz M, Cotán D, Sánchez-Alcázar JA. 2014. Coenzyme q10 therapy. *Mol Syndromol*. Vol. 5(3-4): 187-97.
  • Griffin RM. 2021. Coenzyme Q10: CoQ10. Available at [https://www.webmd.com/diet/supplement-guide-coenzymeq10-coq10](https://www.webmd.com/diet/supplement-guide-coenzymeq10-coq10). [Diakses pada 7 Januari 2023].
  • Miyamae T, et al. 2013. Increased oxidative stress and coenzyme Q10 deficiency in juvenile fibromyalgia: amelioration of hypercholesterolemia and fatigue by ubiquinol-10 supplementation. *Redox Report*. Vol. 18: 12–19.
  • Morisco C, Trimarco B, Condorelli M. 1993. Effect of coenzyme Q10 therapy in patients with congestive heart failure: a long-term multicenter randomized study. *Clin Investig*. Vol. 71(8 Suppl): S134-S136.
  • Mortensen SA, Rosenfeldt F, Kumar A, Dolliner P, Filipiak KJ, Pella D, Alehagen U, Steurer G, Littarru GP; Q-SYMBIO Study Investigators. 2014. The effect of coenzyme Q10 on morbidity and mortality in chronic heart failure: results from Q-SYMBIO: a randomized double-blind trial. *JACC Heart Fail*. Vol. 2(6): 641-649.
  • Safarinejad MR, et al. 2012. Effects of the reduced form of coenzyme Q10 (ubiquinol) on semen parameters in men with idiopathic infertility: a double-blind, placebo controlled, randomized study. *The Journal of Urology*. Vol. 188: 526–531.
  • Saini R. 2011. Coenzyme Q10: The essential nutrient. *J Pharm Bioallied Sci*. Vol. 3(3): 466-467.
  • Schmelzer C, & Döring F. 2012. Micronutrient special issue: Coenzyme Q10 requirements for DNA damage prevention. *Mutation Research/Fundamental and Molecular Mechanisms of Mutagenesis*. Vol. 733: 61–68.
  • Semeco A. 2017. 9 benefits of coenzyme Q10 (CoQ10). Available at [https://www.healthline.com/nutrition/coenzyme-q10](https://www.healthline.com/nutrition/coenzyme-q10). [Diakses pada 7 Januari 2023].
  • Sharma A, Fonarow GC, Butler J, Ezekowitz JA, Felker GM. 2016. Coenzyme Q10 and Heart Failure: A State-of-the-Art Review. *Circ Heart Fail*. Vol. 9(4): e002639.
  • Someya S, et al. 2009. Age-related hearing loss in C57BL/6J mice is mediated by Bak-dependent mitochondrial apoptosis. *Proceedings of the National Academy of Sciences of USA 106*. Hal: 19432–19437.
  • Toyama K, et al. 2011. Rosuvastatin combined with regular exercise preserves coenzyme Q10 levels associated with a significant increase in high-density lipoprotein cholesterol in patients with coronary artery disease. *Atherosclerosis*. Vol. 217: 158–164.
  • Vaduganathan M, Butler J, Pitt B, Gheorghiade M. 2015. Contemporary Drug Development in Heart Failure: Call for Hemodynamically Neutral Therapies. *Circ Heart Fail*. Vol. 8(4): 826-831.
  • Xu Z, Huo J, Ding X. et al. 2017. Coenzyme Q10 Improves Lipid Metabolism and Ameliorates Obesity by Regulating CaMKII-Mediated PDE4 Inhibition. *Sci Rep.* Vol. 7: 8253.
  • Yang YK, et al. 2015. Coenzyme Q10 treatment of cardiovascular disorders of ageing including heart failure, hypertension and endothelial dysfunction. *Clinica Chimica Acta*. Vol. 450: 83–89.


Komentar

Belum ada komentar




Penilaian
Beri rating
0.0 /5
0 penilaian
5
4
3
2
1