Ketahui Perbedaan Asam Urat dan Rematik!
Sendi merupakan bagian penyambung antar tulang sehingga tubuh dapat digerakkan. Tidak jarang sendi menjadi kaku dan nyeri khususnya pada usia lanjut sehingga menghambat aktivitas sehari-hari. Nyeri pada sendi diidentikkan dengan rematik dan asam urat, namun tidak banyak diketahui bahwa kedua penyakit ini berbeda. Kedua penyakit tersebut menimbulkan gejala berupa nyeri dan kekakuan pada sendi, namun memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda.
Penyebab
Rheumatoid arthritis atau lebih umum disebut rematik merupakan penyakit autoimun kronik yang menyerang sendi. Kondisi ini dapat terjadi akibat sistem imun tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari kondisi berbahaya justru menyerang jaringan sendi yang sehat. Imun tubuh menyerang membran sinovium yang berfungsi membungkus sendi dan memproduksi cairan sinovial yang berfungsi melumasi sendi (NIAMS, 2017; NCI, 2024). Pada kondisi rheumatoid arthritis, terjadi pembengkakan dan penebalan pada membran sinovium (NIAMS, 2017). Akibatnya, sendi menjadi nyeri, kaku, dan membengkak. Perlu diketahui juga rematik tidak berkaitan dengan kebiasaan mandi di malam hari seperti mitos yang selama ini beredar di masyarakat (Rachmawati dan Pradana, 2021)
Sementara itu, gout atau penyakit asam urat merupakan nyeri pada sendi yang terjadi selama satu hingga dua minggu akibat kadar asam urat pada tubuh terlalu tinggi (NIAMS, 2017). Asam urat merupakan sisa metabolisme purin yang merupakan komponen yang terkandung dalam makanan dan minuman. Kadar asam urat dalam tubuh dapat meningkat akibat tubuh terlalu banyak memproduksi asam urat atau tubuh tidak dapat membuang asam urat yang terakumulasi (George, Leslie and Minter, 2023). Penumpukan kadar asam urat menyebabkan pembentukan kristal asam urat berbentuk jarum pada sendi. Hal ini menimbulkan nyeri, pembengkakan, dan kemerahan pada sendi (NIAMS, 2017).
Gejala
Meskipun memiliki gejala yang serupa, lokasi timbulnya nyeri pada kedua penyakit ini sedikit berbeda. Gejala rematik yang timbul berupa nyeri sendi baik pada saat beristirahat maupun ketika bergerak seperti ketika bangun tidur atau berjalan. Nyeri sendi dapat timbul pada lutut, siku, pergelangan tangan, bahu, tulang punggung hingga rahang. Gejala dapat disertai dengan rasa lelah, lemas, demam ringan dan kehilangan nafsu makan (NIAMS, 2017).
Umumnya gejala gout berawal dari nyeri pada ibu jari kaki namun dapat timbul juga di bagian lain pada tubuh. Nyeri juga dapat timbul pada lutut, dan pergelangan kaki. Umumnya nyeri timbul pada malam hari hingga menyebabkan penderita terbangun dari tidur. Gejala dapat dipicu oleh konsumsi makanan tertentu, alkohol, obat tertentu, trauma fisik atau penyakit lainnya. Nyeri dapat membaik setelah satu hingga dua minggu, namun jika dibiarkan frekuensi kekambuhan akan menjadi lebih sering (NIAMS, 2017).
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko timbulnya rematik dan gout. Perempuan memiliki risiko rematik dua hingga tiga kali lebih tinggi dibanding pada laki-laki (NIAMS, 2017). Sebaliknya, laki-laki memiliki risiko gout lima kali lebih tinggi dibanding perempuan (Singh, 2013). Faktor lain seperti usia lanjut, riwayat keluarga penderita rematik, kebiasaan merokok, obesitas, penyakit paru-paru dan periodontitis yaitu infeksi pada jaringan gusi sekitar gigi. Sementara itu, faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gout seperti memiliki kadar asam urat tinggi, usia lanjut, riwayat keluarga penderita gout, wanita menopause, serta konsumsi alkohol dan minuman berpemanis. Penyakit lain yang dapat meningkatkan risiko gout termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, penyakit yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel secara cepat seperti psoriasis dan kanker, serta kelainan genetik tertentu. Beberapa obat juga dapat meningkatkan risiko timbulnya gout seperti diuretik, aspirin dosis rendah, vitamin A dalam dosis tinggi, dan penekan imun tubuh seperti siklosporin (NIAMS, 2017). Informasikan riwayat gout kepada dokter jika Anda merupakan penderita gout dan menerima obat-obatan tersebut.
Cara Menghindari
Rematik berkaitan erat dengan faktor genetik yang tidak dapat dieliminasi namun terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Perubahan gaya hidup seperti menghindari merokok, konsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga rutin, dan menjaga berat tubuh ideal dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya rematik (Chauhan et al., 2023). Di sisi lain, gout berkaitan erat dengan kadar asam urat pada tubuh sehingga penting untuk mengendalikan kadar asam urat untuk menghindari gout. Hindari konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi seperti daging merah dan beberapa jenis seafood seperti kerang, sarden, dan ikan teri. Menerapkan pola makan sehat dengan mengkonsumsi sayur, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Konsumsi makanan dengan kadar vitamin C tinggi dapat menurunkan kadar asam urat sehingga membantu menurunkan risiko gout. Selain itu, penting untuk menjaga berat tubuh ideal dan menghindari konsumsi minuman berpemanis dan alkohol (Harvard Health, 2019).
Artikel direview oleh Apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, M.Farm.
Referensi
- Chauhan, K., Jandu, J.S., Brent, L.H. and Al-Dhahir, M.A. (2023). Rheumatoid Arthritis. Tersedia daring pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441999/ [Diakses 26 Desember 2024].
- George, C., Leslie, S.W. and Minter, D.A. (2023). Hyperuricemia. Tersedia daring pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459218/ [Diakses 24 Desember 2024].
- Harvard Health. (2019). Lifestyle changes to reduce the risk of gout attacks - Harvard Health. Tersedia daring pada: https://www.health.harvard.edu/pain/lifestyle-changes-to-reduce-the-risk-of-gout-attacks [Diakses 26 Desember 2024]
- NCI. (2024). NCI Dictionary of Cancer Terms. Tersedia daring pada: https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/synovial-membrane [Diakses 24 Desember 2024].
- NIAMS (2017). Gout. Tersedia daring pada: https://www.niams.nih.gov/health-topics/gout [Diakses 26 Desember 2024].
- NIAMS (2017). Rheumatoid Arthritis. Tersedia daring pada: https://www.niams.nih.gov/health-topics/rheumatoidarthritis#:~:text=Rheumatoid%20arthritis%20(RA)%20is%20a,loss%20of%20function%20in%20joints. [Diakses 24 Desember 2024].
- Rachmawati, E., dan Pradana, A. A. (2021). Mandi Malam Menyebabkan Rheumatoid Arhtritis (Rematik): Telaah Singkat. STIKes Mitra Keluarga Bekasi.
- Singh, J.A. (2013). Racial and Gender Disparities Among Patients with Gout. Current Rheumatology Reports. Vol. 15(2). doi:https://doi.org/10.1007/s11926-012-0307-x.
ARTIKEL TERKAIT
ARTIKEL POPULER
-
Manfaat Minyak Jarak (Castor Oil) untuk Kulit, Rambut, dan Lainnya
20 Feb 2024 16:28
-
Cara Menurunkan Berat Badan Berbasis Ilmiah
21 Mar 2023 18:25
-
Apa itu Peptida? Apa Saja Manfaat Peptida untuk Tubuh?
20 Feb 2024 16:28
-
Mengenal Antibodi Monoklonal sebagai Targeted Therapy
5 Sep 2023 11:55
Komentar
Belum ada komentar