Kejang Demam pada Anak: Penyebab, Pencegahan, dan Cara Penanganannya

Kejang merupakan gangguan pada sistem pensinyalan saraf otak yang menyebabkan perubahan kesadaran dan pergerakan otot. Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling umum terjadi pada anak. Sebanyak 5% anak Indonesia pernah mengalami kondisi kejang demam pada tahun 20211. Kejang demam umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Hal ini disebabkan karena otak anak belum cukup matang2. Penurunan kesadaran dan gerak tubuh tak terkendali sering kali menimbulkan kecemasan pada orang tua. Artikel ini akan membahas apa saja langkah yang dapat dilakukan orang tua saat anak mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kondisi kejang yang diakibatkan demam dengan suhu di atas 38oC pada anak tanpa adanya infeksi pada saraf pusat maupun gangguan elektrolit dan metabolik3. Otak tersusun dari sel yang disebut neuron yang berperan dalam penghantaran sinyal untuk mengendalikan fungsi tubuh. Pada kondisi kejang, terjadi kekacauan sistem persinyalan pada otak akibatnya, terjadi penurunan kesadaran dan pergerakan tubuh menjadi tak terkendali4. Gejala yang timbul seperti, kehilangan kesadaran dan kontrol tubuh atau pingsan, serta gerak tubuh tidak terkendali seperti gemetar, tersentak, dan tubuh kaku5. Kejang demam dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya, riwayat kejang pada keluarga, kondisi otak belum matang pada anak, dan infeksi6.
Berdasarkan durasinya, kejang dapat dibagi menjadi kejang demam sederhana dan kompleks. Kejang demam sederhana merupakan jenis kejang demam paling umum yang dapat ditemui pada 80% kasus kejang demam. Kejang ini berlangsung dengan durasi kurang dari 15 menit dan tidak berulang dalam kurun 24 jam. Pada umumnya, kejang demam sederhana berlangsung kurang dari 5 menit dan dapat berhenti tanpa pengobatan. Sementara itu, kejang demam kompleks berlangsung selama lebih dari 15 menit dan berulang dalam kurun 24 jam2.
Apa saja yang dapat dilakukan ketika anak mengalami kejang demam?
- Tetap tenang dan jangan panik
- Tetap dampingi anak selama dan setelah periode kejang berlangsung
- Pastikan anak berada di tempat yang aman dan jauhkan barang-barang yang dapat membahayakan seperti listrik dan barang pecah belah
- Kendorkan pakaian yang ketat terutama di bagian sekitar leher
- Baringkan anak pada posisi miring untuk menghindari tersedak.
- Bersihkan muntahan atau lendir pada mulut atau hidung agar tidak menghalangi jalan nafas.
- Hindari memasukkan benda apapun ke mulut pasien atau mencoba memberi minum untuk menghindari risiko tersedak
- Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang karena dapat menyebabkan patah tulang
- Orang tua dapat merekam anak selama kejang karena dapat menjadi sumber informasi penting bagi dokter untuk menentukan diagnosis7.
- Jika anak menerima obat kejang rektal sebelumnya, orang tua dapat memberi anak obat sesuai instruksi dokter bila kejang berlangsung lebih dari 5 menit. Jangan berikan obat jika kejang telah berhenti.
- Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, suhu tubuh anak lebih dari 40oC, kejang tidak berhenti setelah pemberian obat rektal, serta anak tidak sadarkan diri setelah kejang berlangsung, segera bawa ke Dokter atau Rumah Sakit terdekat2.
Kejang demam dapat dicegah dengan menghindari terjadinya demam diantaranya dengan mencegah infeksi pada anak. Jika anak demam, lakukan upaya untuk menurunkan suhu tubuh dengan pemberian obat penurun panas seperti parasetamol dan ibuprofen atau pemberian kompres dengan air hangat. Hindari pemberian obat dengan bahan aktif asam asetilsalisilat karena dapat menimbulkan efek samping pada anak3.
Artikel di-review oleh apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, M.Farm.
Referensi
- Rahayu, S. F. dan M. Muhsinin. (2022). Penerapan tepid water sponge untuk menurunkan demam pada anak dengan kejang demam di rsud dr. h. moch. ansari saleh banjarmasin. Jurnal Nursing Army. 3(2):36–40.
- IDAI. (2016). Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
- IDAI. (2019). Kejang Demam: Tidak Seseram yang Dibayangkan. Diakses pada: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/kejang-demam-tidak-seseram-yang-dibayangkan [Diakses 8 Feb. 2025].
- Cleveland Clinic. (2022). Seizure: What It Is, Causes, Symptoms, Treatment & Types.Diakses pada:https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22789-seizure [Diakses 6 Feb. 2025].
- National Institute of Neurological Disorders and Stroke. (2024). Febrile Seizures. Diakses pada: https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/febrile-seizures [Diakses 6 Feb. 2025].
- Dewi, P. A. P. N., A. A. O. Lely, dan P. I. Budiapsari. (2021). Hubungan berulangnya kejang demam pada anak dengan riwayat kejang di keluarga. E-Journal AMJ (Aesculapius Medical Journal). 1(1):32–37.
- Epilepsy Foundation. (2020). Filming a Seizure | Epilepsy Foundation. Diakses pada:https://epilepsyfoundation.org.au/understanding-epilepsy/epilepsy-and-seizure-management-tools/recording-seizures-and-seizure-diaries/filming-a-seizure/#:~:text=If%20you%20care%20for%20someone,help%20in%20diagnosis%20and%20treatment.&text=During%20and/or%20after%20the,record%20their%20responses%20to%20you. [Diakses 6 Feb. 2025].
ARTIKEL POPULER
-
Manfaat Minyak Jarak (Castor Oil) untuk Kulit, Rambut, dan Lainnya
20 Feb 2024 16:28
-
Cara Menurunkan Berat Badan Berbasis Ilmiah
21 Mar 2023 18:25
-
Apa itu Peptida? Apa Saja Manfaat Peptida untuk Tubuh?
20 Feb 2024 16:28
-
Mengenal Antibodi Monoklonal sebagai Targeted Therapy
5 Sep 2023 11:55
Komentar
Belum ada komentar